Senin, 22 Desember 2008

Teknologi Robot Bear, Robot Penyelamat Prajurit


Inovasi teknologi di bidang rekayasa robot berkembang tiada henti. Robot terus dirancang menggantikan tugas manusia. Salah satunya Bear, robot yang diciptakan untuk menyelamatkan prajurit yang terluka di medan perang. Kehebatan Bear diperagakan di Massachusetts, Amerika Serikat, baru-baru ini.
Bear dilengkapi piranti lunak khusus yang membuatnya mengenali kondisi lapangan lewat objek yang bergerak. Tak hanya itu, robot ini juga mampu mengidentifikasi korban hidup atau mati. Bear juga mampu melindungi diri dari serangan senjata maupun bom.
Kendati ukurannya tidak terlalu besar, Bear mampu menggotong prajurit terluka. Bahkan dia diklaim mampu bekerja lebih cepat dari regu penolong. Sebab Bear diciptakan untuk melakukan yang tak dapat dilakoni regu penolong ketika perang berkecamuk.
Sejauh ini teknologi robot penyelamat prajurit ini terus dikembangkan dan dimodifikasi sesuai kebutuhan di lapangan. Bahkan Departemen Pertahanan AS sudah mengeluarkan biaya US$ 3 juta atau sekitar Rp 27 miliar untuk pengembangan model Bear yang ketiga.

Robot Pemadam Kebakaran

             

Departemen Kebakaran Tokyo kini memiliki asisten baru. Asisten mereka ini adalah sebuah robot penyelamat berwarna hijau. Robot ini menggunakan teknologi tinggi, termasuk 2 buah tangan elektronik yang dapat menyiramkan air atau foam pemadam api.

Robot ini dirancang dapat bermanuver bebas bahkan di area yang memiliki banyak rintangan. Kedua tangannya dapat dikontrol dari jauh. Bahkan robot ini juga memiliki bagian yang cukup luas untuk menampung korban di bagian belakangnya.






Flame : Robot Yang Berjalan Seperti Manusia



Ada sebuah robot baru dengan nama Flame (terlihat dari bentuknya). Robot ini mampu berjalan dengan cara jalan yang mirip dengan manusia. Pada dasarnya manusia berjalan dengan mengangkat sebelah kakinya dan menjatuhkan beban ke depan.


Hal ini tentu sulit sekali dilakukan (membuat robot jatuh). Tetapi Daan Hobbelen berhasil membuatnya. Hobbelen membentuk robot ini sehingga memiliki "Organ Keseimbangan". Dengan penelitiannya ini maka robot akan berjalan dengan mengangkat kaki dan "menjatuhkan" dirinya ke depan mirip dengan manusia pada waktu berjalan

Minggu, 14 Desember 2008


Demokrasi secara instant semakin berkembang. Bahkan di tahun 2011 mendatang, Estonia akan melakukan pemilihan presiden dengan menggunakan handphone atau ponsel. Lalu cagaimana cara kerjanya?
Raul Kidro, seorang juru bicara di SK Certification Center Estonia, mengatakan bahwa pemilihan presiden Estonia dengan menggunakan ponsel akan jauh lebih mudah dan aman. Voter hanya membutuhkan chip yang dapat diperoleh secara gratis. Chip tersebut akan memiliki digital signature, yang dapat segera mengidentifikasi voter dan memberikan otoriasasi partisipasi di system voting elektronik, juga memudahkan voter agar bisa langsung voting menggunakan sebuah pesan text.
Mobile voting bukanlah satu-satunya alat untuk melakukan voting. Terdapat metode tambahan untuk voting, yakni secara online dan voting on-site. Baik mobile voting, online dan voting on-site akan terkoneksi ke database central untuk identifikasi secara instant dan registrasi voting. Beberapa orang memang berpikir dengan adanya voting digital, maka jalan untuk worm akan terbuka. Namun, sepertinya hal tersebut bukanlah masalah yang besar, sebuah audit keamanan independent telah membuat sertifikasi proses voting, seperti yang dilakukan di Swedia dan Finlandia, proses voting yang sangat aman dan ‘tahan banting’.
Di tahun 2007 lalu, Estonia juga telah menggunakan voting online, atau yang diseut IDcard digital, dan akhirnya menuai kesuksesan. Namun, sejarah masih tetap membuktikan bahwa tidak semua atau tidak selamanya system selalu aman, terlihat ketika yang terjadi di Amerika dengan mesin voting on-site-nya.